Rabu, 23 Juli 2014



Benarkah Puasa Itu Menyehatkan?

Oleh: Nita Afriani


SHOUM atau yang kerap disebut juga disebut dengan puasa yang ditunaikan pada tiap Ramadan adalah rutinitas yang berdimensi kewajiban umat Islam sedunia. Puasa adalah upaya menahan diri dari makan dan minum, dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari karena dan untuk Allah. Selain itu, orang yang berpuasa juga dianjurkan agar manahan amarah dan menjauhkan sikap-sikap buruk seperti benci, dengki, hasad, riya’ dan serupanya. Semuanya ditunaikan agar senantiasa mendapat ridho dan pahala dari Allah.
            Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa dari segi ritual ibadahnya, puasa memiliki manfaat dan efek tersendiri bagi pelakunya. Dalam segi psikologis dan spiritualitas, misalnya, selain menenangkan jiwa, juga mendapatkan pahala yang tak terkira.
Namun pada perkembangannya, ditemukan bahwa puasa ternyata tidak sekadar memberi efek dari segi psikologi dan spiritualitas, ia juga memiliki efek dalam aspek fisiktual, tepatnya kesehatan tubuh orang berpuasa. Lalu, benarkah demikian?

Puasa dan Kesehatan
Dalam ilmu kesehatan, memang banyak sekali penelitian yang menguatkan pernyataan bahwa puasa itu memang menyehatkaan, diantaranya, pertama, berpuasa adalah cara terbaik untuk melakukan diet. Dari pada harus mengkonsumsi pil-pil diet yang kadang malah membahayakan, lebih baik berpuasa; selain berpahala juga terbukti lebih efektif dalam mengurangi kegemukan.
            Kedua, berpuasa bisa menyehatkan jantung dan pembuluh darah. Mengapa? Hal ini dikarenakan meningkatnya HDL dan menurunnya LDL, yang berdasarkan penelitian akan sangat baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
            Ketiga, berpuasa juga membuat ginjal semakin sehat. Mengapa? Karena fungsi ginjal akan maksimal bila kekuatan osmosis urin mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air, dan satu-satunya cara adalah dengan mengurangi asupan air yaitu ketika berpuasa.
Keempat, obesitas, hiperkolesterol, diabetes dan penyakit yang diakibatkan kelebihan nutrisi lainnya adalah akibat dari tubuh mengalami kelebihan kadar gula darah dan kolesterol. Dengan berpuasa konsumsi gula dan makanan berlemak dapat lebih terkontrol dan dikurangi, yang akan berdampak baik bagi kembalinya keseimbangan kadar gula dan kolesterol tersebut.
            Kelima, manfaat lain yang perlu penelitian lebih jauh adalah pengaruh puasa pada membaiknya penderita radang persendian (encok) atau rematoid arthritis. Parameter yang diteliti adalah fungsi sel penetral (netrofil) dan progresifitas klinis penderita. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara membaiknya radang sendi dan peningkatan kemampuan sel penetral dalam membasmi bakteri.
            Sebuah tulisan penelitian yang dilakukan Dr. Ratey, seorang psikiaters dari Harvard, mengungkapkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori akan meningkatkan kinerja otak. Dr. Ratey melakukan penelitian terhadap mereka yang berpuasa dan memantau otak mereka dengan alat yang disebut “Functional Magnetic Resonance Imaging” (FMRI). Hasil pemantauan itu menyimpulkan bahwa setiap individu obyek menunjukkan aktivitas “motor cortex” yang meningkat secara konsisten dan signifikan.
            Nah, dari beberapa penjelasan tersebut terbukti bahwa  berpuasa itu memang menyahatkan tubuh. Beberapa hal di atas, tentu baru sebagian saja dari yang saya ketahui. Selanjutnya, masih banyak lagi manfaat-manfaat berpuasa lainnya bagi kesehatan. Dengan kata lain, dengan berpuasa selain mendapat pahala dan ketengan jiwa, juta memperoleh peningkatan kualitas kesehatan bagi orang yang berpuasa itu sendiri.
Namun, yang perlu menjadi pengetahuan kita juga bahwa beberapa manfaat tersebut akan bisa kita raih jika dalam berpuasa kita menjalankannya dengan benar (ikhlas hanya kepada Allah, karena mengharap ridho juga pahala dari-Nya), termasuk dengan  menkonsumsi makanan yang cukup gizi tanpa berlebihan, baik pada saat sahur maupun di saat berbuka. Sebab jika dalam berpuasa pola makan tidak baik dan dalam porsi yang tidak wajar,  maka justru akan mendatangkan penyakit yang membahayakan kesehatan. Jadi, berpuasa itu baik buruknya ada di tangan kita sendiri.
Demikian, semoga amal ibadah puasa kita benar-benar tertunaikan dengan penuh khusyu dan memberi efek positif kepada kita, baik ketenangan jiwa, pahala maupun kesehatan tubuh. “Ibarat sebuah kepompong, bulan Ramadan dengan ibadah khasnya (terutama puasa) seharusnya menjadi sarana bagi setiap muslim untuk meningkatkan kualitas diri dalam berbagai dimensinya, baik iman, jiwa maupun kesehatan fisiknya” (KH. Abdullah Gymnatsiar, Ramadan Bersama MQ, 2004). Mari berpuasa dengan benar dalam segala aspeknya, agar puasa tidak sekadar menahan rasa lapar dan haus, tapi benar-benar “menyehatkan” jiwa dan tubuh. []


 * Mahasiswi Akademi Kesehatan Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon, Penghuni Asrama Yayasan An-Niswa, Pegiat “Cirebon Membaca, Cirebon Menulis

Sabtu, 12 Juli 2014

................



Walau hidup dalam penderitaan
Terjerat  dalam kemiskinan
Langkahnya sandang pangan papan
Tak sedikitpun mempengaruhi impian
                                                                                     
Semakin besarnya goncangan kenestapaan
Sedahsyat ombak menerjang batu karang
Securam dasarnya jurang kegelapan
Kan ku tantang dengan penuh ketegaran

Takkan ku kenal lelah nan putus asa
Takkan kurasakan mengeluh mendesas jiwa
Takkan kuhentikan tapak tuk melangkah
Dalam meraih gapaikan cita-cita

Keinginan yang lama kudambakan
Bahagia sejahtera diliputi iman
Inilah yang kuharapkan
menimbulkan gerak serta kemajuan

PUISI KEHIDUPAN



DESAKAN HIDUP
Tak memandang belas kasih
Tak mengerti keadaan
Bersikap semena seolah tak melihat
Seenaknya saja jika bicara yang dilontarkan !
Meraung tak jelas seperti singa kelaparan.
Batin tertekan, malampun terancam
Tak bisa tidur karena selalu terbayang,
Pandangan kabur melihat genggaman keris yang mengancam
Yang begitu tajam, seolah akan menusuk raga ini.
Ditengah kegelapan, seakan aku akan dijerumuskan dalam juramnya jurang,
Astagfirullah..
 Aku hidup dalam sangkar yang mengikat keras.
Ya Allah..
Aku hidup untuk tidak dicaci
Aku hidup untuk tidak disakiti
Dengarkan rintihan tangis doaku, jeritan hati ini.